Caraadaptasi ikan air tawar terhadap lingkungannya adalah sebagai berikut, kecuali Banyak minum air. Sedikit mengeluarkan urin. Garam diekskresikan melalui kelenjar garam. Tekanan osmosis dalam tubuh dipertahankan lebih tinggi dari lingkungan. Ginjal berkembang untuk membuang urin yang hipotonis. NP. N. Puspita. Master Teacher. Adaptasiadalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan sehingga menyesuaikan diri terhadap lingkungan untuk terus bertahan hidup. Dalam beradaptasi, berbagai organisme umumnya melakukan penyesuaian untuk mendapatkan makanan (air, udara dan nutrisi), mengatasi kondisi fisik lingkungan (suhu dan cahaya), pertahanan diri dari pemangsa, reproduksi, serta respon terhadap perubahan lingkungan. ProsesAdaptasi Ikan Terhadap Lingkungan Disebut. 30 Contoh Soal Pg Prakarya Kelas 9 Semester 1 Beserta Jawaban Kurikulum 2013 Smp Mts Tentang Budi Daya Ikan Konsumsi Bagian2 Bank Soal Dan Jawaban From soaldenganpembahasan.blogspot.com. Apa yang dimaksud dengan struktur sosial Bacaan yang diucapkan ketika hendak menyembelih binatang adalah CodDi Minecraft, cod adalah jenis ikan yang hanya bertelur di lautan. Ikan cod biasanya muncul dalam kelompok yang terdiri dari 3-7 gerombolan dan dapat dibunuh untuk mendapatkan cod mentah yang dapat dimakan. Seekor ikan kod tidak dapat bertahan hidup di luar air dan mati bahkan di air kuali dan daun yang tergenang air dan balok lainnya. Lingkunganternak dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu (1) lingkungan abiotik (2) lingkungan biotik. Lingkungan abiotik meliputi semua faktor fisik dan kimia. Lingkungan biotik merupakan interaksi diantara (perwujudan) makanan, air, predasi, penyakit serta interaksi sosial dan seksual. Faktor lingkungan abiotik dalamdokumen hubungan antara persepsi dan bentuk adaptasi nelayan terhadap perubahan iklim finka ermawan (halaman 23-33) Tinjauan Pustaka Perubahan Iklim Perubahan iklim dapat dikatakan sebagai sebuah perubahan pada sebuah keadaan iklim yang diidentifikasi menggunakan uji statistik dari rata-rata perubahan yang terjadi atau faktor-faktor yang BentukAdaptasi Adaptasi makhluk hidup merupakan penyesuaian diri makhluk hidup terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Ada 3 bentuk adaptasi yaitu: Adaptasi Morfologi, Adaptasi Fisiologi, Adaptasi Tingkah Laku. Bentuk daun teratai yang lebar dan tipis merupakan salah satu contoh bentuk adaptasi morfologi. PembangunanKerangka Sistim Kesehatan Ikan di Indonesia (The Development of a Framework of Aquatic Animal Health Services in Indonesia) 2015. Tata Naipospos. Download Download PDF. Full PDF Package Download Full PDF Package. This Paper. A short summary of this paper. 37 Full PDFs related to this paper. ETRH5m. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free ADAPTASI MAMALIA LAUT TERHADAP TERMOREGULASI PADA LINGKUNGAN YANG DITINGGALI MARINE MAMMALS ADAPTATION OF TERMOREGULATION IN ENVIRONMENTAL ENVIRONMENT Amira Zahra Azhari 1302619013 Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Jakarta. Email amirrazahra Abstract The homeostasis process for thermoregulation involves the form, function and behavior of many animals, mammals are one example of the classification of animals that have changes in temperature in each changing state. Body temperature in animals is influenced by the environment and adjustments in the body, there are animals that can survive the temperature of -2°C even animals in the desert can adjust their body temperature under the blazing 50°C. The discussion this time is about regulating and changing body temperature by linking morpholosophy, physiology and behavior adaptations that work in regulating the internal environment of animals. Mammals are warm-blooded animals Homoiterm and thermoregulation in the body comes from internal metabolism or the external environment. Humans and other mammals, as well as birds, are endothermic, meaning they are warmed largely by the heat produced by metabolism. For marine mammals, isolation is as important as whales and walruses. These animals swim in water that is very cold beyond the core, and these species adapt to places that are almost frozen. Body temperature depends on the balance between the heat produced or absorbed by the heat loss. The lost heat can take place by radiation, convection, conduction and evaporation. Marine mammals can survive at core body temperatures around 36-38 ° C 97-100 ° F even though they do not require much energy from food than mammals that live on land of the same size. Keywords Marine Mammals, Homeostasis, Adaptation, Homoiterm. Abstrak Proses Homeostasis untuk termoregulasi melibatkan bentuk, fungsi dan perilaku bagi banyak hewan, mamalia adalah salah satu contoh klasifikasi hewan yang memiliki perubahan suhu di setiap keadaan yang berubah. Suhu tubuh pada hewan dipengaruhi oleh lingkungannya dan penyesuaian dalam tubuh, ada hewan yang dapat bertahan pada suhu -2°C bahkan hewan di gurun dapat menyesuaikan suhu tubuhnya dibawah terik 50°C. Pembahasan kali ini mengenai pengaturan dan perubahan suhu tubuh dengan menghubungkan antara adaptasi morfolofi, fisiologi serta tingktah laku yang bekerja dalam mengatur lingkungan internal hewan. Mamalia adalah hewan berdarah Panas Homoiterm dan termoregulasi pada tubuhnya berasal dari metabolisme internal atau lingkungan eksternal. Manusia dan mamalia lain, juga burung, adalah endotermik, artinya mereka dihangatkan sebagian besar oleh panas yang dihasilkan oleh metabolisme. Bagi mamalia laut, isolasi adalah hal penting seperti halnya paus dan walrus. Hewan-hewan ini berenang di air yang sangat dingin melebihi inti, dan spesies ini beradaptasi pada tempat yang bahkan hampir membeku. Suhu tubuh bergantung pada angka keseimbangan antara panas yang diproduksi atau diabsorbsi dengan panas yang hilang. Panas yang hilang dapat berlangsung secara radiasi, konveksi, konduksi dan evaporasi. Mamalia laut dapat bertahan pada suhu inti tubuh sekitar 36–38 ° C 97–100 ° F walau tak membutuhkan banyak energi dari makanan daripada mamalia yang hidup di darat dengan ukuran sama. Keywords Mamalia laut, Homeostasis, Adaptasi, Homoiterm. 1. PENDAHULUAN Hewan adalah makhluk hidup yang dapat mengatur sendiri kondisi internal dalam tubuhnya dengan lingkungan, sedangkan makhluk lain lebih menyesuaikan diri dengan lingkungan. Dalam hal ini adalah pada kondisi suhu lingkungan yang berubah ubah di suatu tempat. Khususnya dalam perairan. Hewan khususnya mamalia laut, berupaya menyeimbangkan dan mempertahankan kondisi agat tetap stabil atau dinamis, dapat disebut dengan Homeostatis. Mencapai hal tersebut tubuh hewan melakukan berbagai aktivitas yang dinamakan regulasi. Termoregulasi adalah proses dimana hewan pertahankan suhu tubuh mereka dalam kisaran normal. Suhu tubuh di luar kisaran normal dapat mengurangi efisiensi reaksi enzimatik, mengubah fluiditas seluler membran, dan mempengaruhi proses biokimia sensitif suhu lainnya, berpotensi dengan hasil yang fatal. campbell 2017 Thermoregulasi tergantung pada hewan kemampuan untuk mengontrol pertukaran panas dengan lingkungannya. Pertukaran itu dapat terjadi oleh salah satu dari empat proses radiasi, penguapan, konveksi, dan konduksi. Mamalia laut tentunya akan beradaptasi, Jika terjadi peningkatan suhu udara, maka akan meningkatkan suhu permukaan laut dan berpengaruh terutama pada pola arus dan tekanan udara di berbagai lautan sehingga mengubah pola iklim atau cuaca di permukaan bumi Sterr, 2001. Mamalia laut berisolasi, untuk mengurangi aliran panas di dalam tubuh dan lingkungannya, dan hal itu merupakan adaptasi utama untuk termoregulasi pada mamalia. Isolasi ditemukan baik di permukaan tubuh — rambut dan bulu — dan di bawah— lapisan lemak yang terbentuk oleh jaringan adiposa campbell 2017. Seperti halnya lumba-lumba, paus, singa laut, anjing laut, walrus, dugong dll. mekanisme termoregulasi yang telah berevolusi pada mamalia laut berfungsi tidak hanya untuk menghemat panas, tetapi juga untuk membuangnya jika diperlukan. Dalam pengaturan suhu tubuh bagi mamalia laut, saat perubahan suhu berganti di lingkungan mereka, hewan tersebut mengubah jumlah dan kapasitas darah dan karenanya menjadi panas yang mengalir di antara inti tubuh mereka dan kulit mereka. Vasodilatasi dihasilkan, sehingga sinyal saraf mengendurkan otot-otot dinding pembuluh dan pelebaran pembuluh darah superfisial yang dekat dengan tubuh permukaan. dan aliran darah akan meningkat pada endoterm. 2. PEMBAHASAN 1 HEMOITERM warm-blooded animals Hemoiterm adalah bahasa lain dari hewan berdarah panas, hewan tersebut memiliki suhu tubuh yang stabil di setiap kondisi, karena terdapat reseptor dalam otak hewan tersebut, sehingga mampu mengatur suhu tubuhnya. Sedangkan istilah Homeoterm sendiri adalah hewan yang mampu mengendalikan temperatur tubuhnya hingga selalu konstan atau mendekati konstan walaupun temperatur lingkungannya berubah-ubah. Mamalia laut adalah jenis Homeoterm. Binatang yang demikian itu tentu saja merupakan binatang endotherm. Namun, tidak semua binatang endotherm merupakan binatang homeotherm. 2 ENDOTERM Berdasarkan kemampuan hewan dalam mempertahankan suhu tubuhnya agar relatif konstan dan tidak berubah karena dipengaruhi oleh temperatur sekitarnya, mamalia laut termasuk kedalam golongan Endoterm. Panas untuk termoregulasi dapat berasal dari metabolisme internal atau lingkungan eksternal. Mamalia adalah hewan yang mengatur suhu tubuhnya mengggunakan endotermik, yang artinya mereka menghangatkan tubuh dari dalam dirinya yang dihasilkan oleh metabolisme. Endoterm dapat mempertahankan suhu tubuh stabil bahkan di fluktuasi besar di suhu lingkungan. Dalam lingkungan yang dingin, endoterm menghasilkan panas yang cukup untuk menjaga tubuhnya secara substansial lebih hangat dari lingkungannya dengan meningkatkan laju metabolisme sehingga menghasilkan perubahan hormon-hormon yang terlibat di dalamnya, dan dapat meningkatkan produksi panas. Sedangkan saat berada di lingkungan yang panas, mamalia laut akan menekan pengeluaran panas dalam tubuhnya agar tetap pada kondisi suhu normal. 3 PENYEIMBANG KEHILANGAN DAN PEROLEHAN PANAS Mamalia laut seperti Paus atau anjing laut dapat memakai lemak dalam jumlah besar tetapi akibatnya, terlalu panas ketika sangat aktif, maka dari itu paus atau anjing laut harus mampu membuang panas dan karenanya termoregulasi menggunakan metode lain. Yakni a. Konveksi adalah perpindahan panas oleh pergerakan udara atau cairan melewati permukaan, kasus konduksi khusus di mana panas yang ditransfer dari tubuh hangat dipindahkan dari area oleh arus udara atau air. b. Konduksi adalah transfer langsung dari gerakan termal panas antara molekul benda yang bersentuhan dengan satu sama lain, seperti ketika paus yang bersentuhan langsung dengan sinar matahari di luar air. c. Radiasi adalah emisi gelombang elektromagnetik oleh semua benda yang lebih hangat daripada nol absolut. Energi panas dari matahari melakukan perjalanan melalui ruang dan menghangatkan bumi atau paus yang memancar dalam panjang gelombang inframerah. d. Evaporasi adalah penghilangan panas dari permukaan cairan yang kehilangan sebagian molekulnya sebagai gas. Ini adalah proses pendinginan dengan cara berkeringat. Secara biologis, mamalia laut akan mempertahankan suhu tubuh agar tetap konstan dengan mengeluarkan panas yang berlebih atau menahan panas agar tak hilang melalui radiasi, penguapan, konduksi, dan konveksi. Dan itu adalah persamaan dasar biologi termoregulasi. 4 LAPISAN LEMAK DAN BULU Lapisan lemak atau dengan istilah lain yakni Blubber paling sering dianggap sebagai lapisan lemak inert di bawah kulit. Namun, sebenarnya itu adalah jaringan aktif dan kompleks yang terdiri dari bahan yang longgar dan kenyal di mana matriks spons terdiri dari serat kolagen dan volumenya terbuat dari adiposit lemak, atau sel lipid. Blubber, dengan sendirinya, adalah isolator yang baik, karena dapat mencapai 93% lipid dengan kadar air yang sangat sedikit. Karena lipid memiliki konduktansi hanya sekitar sepertiga dari air, ia bertindak sebagai isolator yang relatif baik. Blubber berfungsi sebagai insulator internal bagi mamalia laut, fungsinya untuk menghangatkan badan mamalia. Di perairan kutub, misalnya, kulit ikan paus atau anjing laut akan hanya satu atau dua derajat di atas titik beku. Pada keadaan ini dapat dilihat saat musim kawin tiba, biasanya mamlia laut akan gencar menimbun lemak atau membesarkan tubuh. Misalnya, anjing laut gajah utara Miroungaangiistirostris dapat berkisar antara 50% hingga kurang dari 20% lemak tubuh tergantung pada musim kawin. Jelas, perubahan temporal pada blubber ini berdampak tidak hanya pada termoregulasi, tetapi sebagai daya apung atau cadangan energy atau laktasi. Bulu pada mamalia laut fungsinya untuk menjebak udara kering di sebelah kulit dan menjaga air menjauh dari permukaan kulit. Jadi, gradien di sini berasal dari kulit luar dengan permukaan kulit yang hangat dan lapisan luar bulu yang dingin. Contoh yang paling banyak dikutip tentang penggunaan bulu oleh mamalia laut adalah bahwa berang-berang laut dan memberikan contoh yang sangat baik tentang bagaimana hewan ini hidup di lingkungan yang dingin Williams et al., 1992. 5 TERMOREGULASI PERILAKU Mekanisme yang dibahas di sub bab sebelumnya mengenai internal tubuh mamalia laut saja, namun ada pula tingkah laku mamalia laut terhadap termoregulasi. Contohnya seekor Berang-berang laut sering terlihat mengambang dengan keempat cakar keluar dari air. Cakar sangat vaskular, tetapi tidak terisolasi dengan baik dengan bulu. Dengan demikian, mereka akan menjadi sumber kehilangan panas yang luar biasa jika bersentuhan dengan air. Berang-berang menjauhkan kaki dari air jika mereka mencoba tetap hangat. Di pantai, baik anjing laut dan singa laut akan bergerak naik atau turun di daerah pasang surut untuk mendinginkan atau menghangatkan tubuh mereka. Ketika terlalu panas, singa laut akan memaksimalkan luas permukaan mereka dengan merentangkan sirip mereka, sementara jika terlalu dingin, mereka berbaring di atas sirip mereka. Figure 1. singa lait sedang merentangkan siripnya. Anjing laut gajah akan membalikkan pasir yang sejuk ke punggung mereka untuk membantu menjaga suhu tubuh mereka turun pada hari-hari yang cerah, dan anjing laut biksu Hawaii Monachus schauinslandi akan menemukan tempat teduh di bawah semak-semak atau di jurang-jurang kecil di atas pulau karang panas dan berpasir. Namun, semua mekanisme perilaku ini tidak unik untuk mamalia laut, kecuali bahwa hewan memiliki kemampuan untuk menggunakan laut untuk mendinginkan seperlunya. Contoh yang baik untuk memberi makan dan termoregulasi adalah paus bungkuk Megaptera novaean-gliae yang datang ke perairan Alaska yang sejuk selama musim panas untuk mencari makan, tetapi menuju selatan untuk menghangatkan, perairan Hawaii untuk berkembang biak. Ulasan pola perilaku ini untuk pinnipeds ditemukan di King 1983. 6 ADAPTASI PEREDARAN DARAH UNTUK MENYESUAIKAN SUHU TUBUH Di daerah adaptasi vaskular untuk termoregulasi inilah mamalia laut telah mengembangkan beberapa adaptasi yang tidak biasa. Yang pertama disebut rete mirabile, yang merupakan bahasa Latin untuk "jaring yang indah." Jaring ini, yang merupakan penukar panas sewaan-balik, menggunakan jaringan pembuluh darah dan arteri yang saling berkaitan sehingga darah dingin yang kembali dari ekstremitas di pembuluh darah mengalir di samping darah hangat yang mengalir ke kaki di arteri. Figure 2. Penukar panas arus berlawanan. Sistem pertukaran arus balik memerangkap panas dalam inti tubuh, sehingga mengurangi kehilangan panas dari ekstremitas, terutama ketika mereka direndam dalam air dingin atau bersentuhan dengan es atau salju. Intinya, panas dalam darah arteri yang muncul dari inti tubuh ditransfer langsung ke darah vena yang kembali daripada hilang ke lingkungan. campbell 2017 Karena darah mengalir melalui arteri dan vena dalam arah yang berlawanan, sistem ini memungkinkan pertukaran panas menjadi sangat efisien. Saat darah hangat bergerak keluar di arteri dari tubuh intinya, ia memindahkan panas ke darah yang lebih dingin di pembuluh darah yang kembali dari ekstremitas. Yang terpenting, panas ditransfer sepanjang seluruh penukar, memaksimalkan kurs pertukaran panas dan meminimalkan kehilangan panas ke lingkungan. 3. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hewan adalah makhluk hidup yang dapat mengatur sendiri kondisi internal dalam tubuhnya dengan lingkungan, sedangkan makhluk lain lebih menyesuaikan diri dengan lingkungan. Dalam hal ini adalah pada kondisi suhu lingkungan yang berubah ubah di suatu tempat. Suhu yang tinggi akan mengakibatkan aktivitas molekul semakin tinggi karena energy kinetiknya makin besar dan kemungkinan terjadinya tumbukan antara molekul satu dengan molekul lain akan semakin besar juga . Mencapai hal tersebut tubuh hewan melakukan berbagai aktivitas yang dinamakan regulasi. Suhu tubuh di luar kisaran normal dapat mengurangi efisiensi reaksi enzimatik, mengubah fluiditas seluler membran, dan mempengaruhi proses biokimia sensitif suhu lainnya, berpotensi dengan hasil yang fatal. mekanisme termoregulasi yang telah berevolusi pada mamalia laut berfungsi tidak hanya untuk menghemat panas, tetapi membuang jika tidak diperlukan. Saran Harapan saya semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari tulisan yang saya buat. Berdasarkan materi yang saya paparkan terkait termoregulasi pada mamalia laut, masih terdapat banyak sekali kekurangan. Salah satunya kurangnya referensi yang digunakan. Saran kepada penulis untuk mencantumkan referensi lebih banyak. DAFTAR PUSTAKA Lisa A. Urry dkk 2017. Campbell Biology, elevel edition, 330 Hudson Street, New York 10013 Campbell Neil A, Jane B reece dkk. 2004, Campbell Biology, edisi kelima jilid 3, PT. Penerbit Erlangga. Lisa A. Urry, Michael L. Cain, Steven A. Wasserman, Peter V. Minorsky, Jane B. 2009 Reece - Campbell Biology 11th Edition. Deniro, Baru Sadarun, dkk 2017. Pengaruh Kenaikan Suhu Air Laut Terhadap Tingkah Laku Ikan Karang Amblyglyphidodon Curacao Pada Wadah Terkontrol Biosfer Jurnal Pendidikan Biologi, Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Halu Oleo. Siswanto 2016. Thermoregulasi. Mata Kuliah Fisiologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana Maulana Rhesa Agung 2012. Perubahan Kondisi Fisiologis Ikan Mas Cyprinus Carpio L. Akibat Pengaruh Perbedaan Ukuran Dan Suhu Lingkungan. Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor Lisca Yosa dkk 2017. Makalah Termoregulasi Pada Hewan. Departemen Teknologi STIKIP PGRI, Banjarmasin. Hal 4-15 Maulia Zahrotul 2013. Diakses Tanggal 12 Juni 2020. What When How 2015. Diakses Tanggal 12 Juni 2020. Alicia I Guerrero, Tracey L Rogers 2019. From Low to High Latitudes Changes in Fatty Acid Desaturation in Mammalian Fat Tissue Suggest a Thermoregulatory Role. PMC article, Bethesda, USA. Chambault Philippine dkk 2018. Sea Surface Temperature Predicts the Movements of an Arctic Cetacean The Bowhead Whale . PMC article, Bethesda, USA. Rosen David A S 2007. Thermal and Digestive Constraints to Foraging Behaviour in Marine Mammals. PMC article, Bethesda, USA Ballantyne Coco 2009. Diakses Tanggal 13 Juni 2020. Gauthier Angela dkk 2001. Thermoregulation in Marine Mammals. The University of Arizona. Terrien Jeremy 2011. Behavioral Thermoregulation in Mammals A Review. PMC article, Bethesda, USA Khan Academy 2009. Diakses Tanggal 13 Juni 2020. Maulana Rhesa Agung 2012. Perubahan Kondisi Fisiologis Ikan Mas Cyprinus Carpio L. Akibat Pengaruh Perbedaan Ukuran Dan Suhu Lingkungan. Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor Sri Lestari 2016 Termoregulasi Hewan Endoterm Dan Ektoterm. Pendidikan Ipa Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Most fatty acids FAs making up the adipose tissue in mammals have a dietary origin and suffer little modification when they are stored. However, we propose that some of those FAs, specifically those that can be synthesised or modified by mammals, are also being influenced by thermal forces and used as part of the mechanism to regulate core body temperature. As FA desaturation increases, adipose tissues can reach colder temperatures without solidifying. The ability to cool the superficial fat tissues helps create a thermal gradient, which contributes to body heat loss reduction. Therefore, it is expected that animals exposed to colder environments will possess adipose tissues with higher proportions of desaturated FAs. Here, through a model selection approach that accounts for phylogeny, we investigate how the variation in FA desaturation in 54 mammalian species relates to the thermal proxies latitude, physical environment terrestrial, semi-aquatic and fully-aquatic and hair density. Results The interaction between the environment terrestrial, semi or fully-aquatic and the latitude in which the animals lived explained best the variation of FA desaturation in mammals. Aquatic mammals had higher FA desaturation compared to terrestrial mammals. Semi-aquatic mammals had significantly higher levels of desaturated FAs when living in higher latitudes whereas terrestrial and fully-aquatic mammals did not. To account for dietary influence, a double bond index was calculated including all FAs, and revealed no correlation with latitude in any of the groups. Conclusions We propose that FA modification is an important component of the thermoregulatory strategy, particularly in semi-aquatic mammals. Potentially this is because, like terrestrial mammals, they experience the greatest air temperature variations across latitudes, but they lack a thick fur coat and rely primarily on their blubber. Unlike fully-aquatic mammals, extremely thick blubber is not ideal for semi-aquatic mammals, as this is detrimental to their manoeuvrability on land. Therefore, the adipose tissue in semi-aquatic mammals plays a more important role in keeping warm, and the modification of FAs becomes crucial to withstand cold temperatures and maintain a pliable foraging models of terrestrial mammals are concerned primarily with optimizing time/energy budgets, models of foraging behaviour in marine mammals have been primarily concerned with physiological constraints. This has historically centred on calculations of aerobic dive limits. However, other physiological limits are key to forming foraging behaviour, including digestive limitations to food intake and thermoregulation. The ability of an animal to consume sufficient prey to meet its energy requirements is partly determined by its ability to acquire prey limited by available foraging time, diving capabilities and thermoregulatory costs and process that prey limited by maximum digestion capacity and the time devoted to digestion. Failure to consume sufficient prey will have feedback effects on foraging, thermoregulation and digestive capacity through several interacting avenues. Energy deficits will be met through catabolism of tissues, principally the hypodermal lipid layer. Depletion of this blubber layer can affect both buoyancy and gait, increasing the costs and decreasing the efficiency of subsequent foraging attempts. Depletion of the insulative blubber layer may also increase thermoregulatory costs, which will decrease the foraging abilities through higher metabolic overheads. Thus, an energy deficit may lead to a downward spiral of increased tissue catabolism to pay for increased energy costs. Conversely, the heat generated through digestion and foraging activity may help to offset thermoregulatory costs. Finally, the circulatory demands of diving, thermoregulation and digestion may be mutually incompatible. This may force animals to alter time budgets to balance these exclusive demands. Analysis of these interacting processes will lead to a greater understanding of the physiological constraints within which the foraging behaviour must NeilCampbell Neil A, Jane B reece dkk. 2004, Campbell Biology, edisi kelima jilid 3, PT. Penerbit Termoregulasi Pada Hewan. Departemen Teknologi STIKIP PGRILisca Yosa DkkLisca Yosa dkk 2017. Makalah Termoregulasi Pada Hewan. Departemen Teknologi STIKIP PGRI, Banjarmasin. Hal 4-15Sea Surface Temperature Predicts the Movements of an Arctic Cetacean The Bowhead WhaleChambault Philippine dkk 2018. Sea Surface Temperature Predicts the Movements of an Arctic Cetacean The Bowhead Whale. PMC article, Bethesda, in Marine Mammals. The University of ArizonaAngela GauthierDkkGauthier Angela dkk 2001. Thermoregulation in Marine Mammals. The University of Hewan Endoterm Dan Ektoterm. Pendidikan Ipa Program PascasarjanaSri LestariSri Lestari 2016 Termoregulasi Hewan Endoterm Dan Ektoterm. Pendidikan Ipa Program Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta Selamat datang di web digital berbagi ilmu pengetahuan. Kali ini PakDosen akan membahas tentang Adaptasi? Mungkin anda pernah mendengar kata Adaptasi? Disini PakDosen membahas secara rinci tentang pengertian, pengertian menurut para ahli, macam, tujuan, konsep, mekanisme, prinsip, bentuk, aspek, batasan, elemen, proses, faktor dan contoh. Simak Penjelasan berikut secara seksama, jangan sampai ketinggalan. Pengertian Adaptasi Adaptasi ialah keahlian organisme untuk menyelaraskan diri dengan alam ataupun suatu aturan yang dilakukan suatu organisme untuk menanggulangi himpitan dari alam dengan harapan untuk bertahan hidup. Berikut ini adalah beberapa pengertian adaptasi menurut para ahli yaitu Menyebutkan bahwa “Penyesuaian diri adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan, tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan keinginan diri”. “Penyesuaian diri adalah usaha atau perilaku yang tujuannya mengatasi kesulitan dan hambatan”. Adaptasi merupakan suatu kemampuan makhluk hidup dalam menyesuaikan keadaan dirinya dengan lingkungan tempat hidupnya. Adaptasi meliputi adaptation and adjustmen. Artinya individu mampu menyesuaikan diri dengan baik, secara normal dan idealnya mampu menggunakan kedua mekanisme tersebut secara fleksibel tergantung suasan dan situasinya. Macam-Macam Adaptasi Berikut ini terdapat 3 macam-macam adaptasi, yakni sebagai berikut Adaptasi Tingkah Laku Adaptasi tingkah laku ialah menyelaraskan diri berupa terhadap tingkah laku. Contohnya ialah pada hewan antara lain ikan paus sering kali keluar ke permukaan untuk melepaskan udara, bunglon mengganti warna kulitnya dengan menyamai lokasi yang disesuaikannya. Adaptasi Morfologi Adaptasi morfologi adalah langkah menyelaraskan bentuk tubuh dengan media yang terdapat pada tubuh organisme pada alamnya. Dibawah ini terdapat 2 contoh dari adaptasi morfologi, sebagai berikut Adaptasi Fisiologi Adaptasi fisiologi ialah langkah menyelaraskan fungsi bagian seleh tubuh makhluk hidup pada alam. Dibawah ini terdapat 3 contoh dari adaptasi fisiologi, sebagai berikut Tujuan Adaptasi Berikut ini terdapat beberapa tujuan dari adaptasi, yakni sebagai berikut Untuk memperoleh makanan Untuk menangani keadaan fisik alam Untuk melindungkan diri dari pemangsa Untuk memreproduksi Untuk merespon pergantian yang berlangsung alam sekitarnya Konsep Adaptasi Berikut ini adalah konsep adaptasi yaitu Perubahan kondisi lingkungan berpengaruh terhadap hewan. Hewan mengadakan respon terhadap perubahan kondisi lingkungannya tersebut. Respon hewan terhadap kondisi dan perubahan lingkungannya denyatakan sebagai respon hewan terhadap lingkungannya. Respon tersebut berupa perubahan fisik, fisiologis, dan tingkah laku. Respon hewan tersebut ada yang bersifat reaktif dan ada yang bersifat terpola, artinya berasala dari nenek moyangnya. Adaptasi umumnya diartikan sebagai penyesuaian makhluk hidup terhadap lingkungannya. Adaptasi menunjukkan kesesuaian organisme dengan lingkungannya yang merupakan produk masa lalu. Organisme yang ada kini dapat hidup pada lingkungannya karena kondisi lingkungan itu secara kebetulan sama dengan kondisi lingkungan nenek moyangnya. Mekanisme Adaptasi Berikut ini adalah mekanisme adaptasi yaitu Sifat yang dimiliki oleh suatu populasi yang ada sekarang merupakan sifat yang diturunkan dari generasi ke generasi. Dengan kata lain populasi yang ada sekarang merupakan populasi yang lolos dari seleksi alam sebagaimana yang dinyatakan olehDarwin. Di alam organisme terkumpul dalam kelompok-kelompok populasi yang diantara anggotanya terjadi hubungan kawin. Setiap kelompok disebut Deme. Kelompok besar yang terbentuk dari banyak deme disebut jenis organisme. Deme-deme tersebut ada yang menempati daerah-daerah geografis yang berbeda, misalnya Kanguru yang hidup hanya di Australia dan di Irian. Daerah-daerah geografis tersebut merupakan lingkungan hidup yang sempit dan bersifat khas dibanding dengan daerah penyebaran jenis organismenya. Deme yang menempati daerah geoegrafis khusus itu bisa mempunyai sifat genetik yang berbeda dengan deme yang menempati daerah lain, jika di antara deme-deme itu terjadi isolasi geografis sehingga antar deme tidak dapat terjadi pertukaran informasi genetik. Kelompok yang terisolasi itu disebut klinCline yang merupakan sub jenis organisme atau sub populasi. Perbedaan sifat genetik dari suatu klin dengan klin lainterbentuk dari perbedaan perubahan lingkungan dalam suatu rentangan tertentu, yang disebut gradien ekologik. Variasi sifat individu pada landaian ekologis yang berbeda disebut ekotip. Perbedaan sifat itu dalam hal bentuk, warna dan lain-lain. Contohnya adalah kupu-kupu Biston bitulariayang hidup di hutan jauh dari industri berwarna abu-abu keputihan sesuai dengan warna batang pohon substratnya, tetapi kupu-kupu yang sama hisup di daerah industri di Inggris berwarna gelap karena tertutup oleh asap dan jelaga pabrik. Prinsip-Prinsip Adaptasi Berikut ini adalah prinsip-prinsip adaptasi yaitu Bagi hewan dan organisme lain sifat adptif sangat penting untuk bertahan hidup pada lingkungan baru atau jika ada perubahan lingkungan habitatnya. Bentuk-Bentuk Adaptasi Berikut ini adalah beberapa bentuk adaptasi yaitu 1. Adaptasi Struktural Adaptasi struktural adalah sifat adaptasi yang muncul dalam wujud sifat-sifat morfologi tubuh, meliputi bentuk dan susunan alat-alat tubuh, ukuran tubuh, serta warna tubuh kulit dan bulu. 2. Adaptasi fisiologis Adaptasi fisiologis adalah adaptasi yang menyangkut kesesuaian proses-proses fisiologis hewan dengan kondisi lingkungan dan sumberdaya yang ada di habitatnya. Diantaranya ada yang berhubungan dengan adaptasi struktural, terutama pada bagian dalam tubuh. Misalnya pada proses respirasi, pencernan makanan dan lain-lain yang menggambarkan adanya adaptasi terstruktur. 3. Adaptasi Tingkah Laku Adaptasi tingkah laku adalah respon hewan terhadap kondisi lingkungan dalam bentuk perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut biasanya muncul dalam bentuk gerakan untuk menanggapi rangsangan yang mengenai dirinya. Baik rangsangan dari luar maupun dari dalam lingkungan tubuhnya. Adaptasi tingkah laku tersebut adalah; Hibernasi, Aestivasi, Diurnal dan Nocturnal, Orientasi terhadap lingkungan, Ototomi, Adaptasi Mutual, Tingkah laku sosial, tingkah laku perkembangbiakan, berkelahi, refleks, insting dan tingkah laku belajar. Aspek-Aspek Adaptasi Berikut ini adalah beberapa aspek adaptasi yaitu Penyesuaian Pribadi Kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Penyesuaian Sosial Mencakup hubungan dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, teman, atau masyarakat luas secara umum. Batasan Adaptasi Berikut ini adalah beberapa batasan adaptasi yaitu Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan. Penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan ketegangan. Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah. Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan. Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan lingkungan. Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah. Dari batasan-batasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa adaptasi merupakan proses penyesuaian. Penyesuaian dari individu, kelompok maupun unit sosial terhadap norma-norma, proses perubahan, ataupun suatu kondisi yang diciptakan. Elemen-Elemen Adaptasi Berikut ini adalah beberapa elemen-elemen adaptasi yaitu 1. Manusia Roy mengemukakan bahwa manusia sebagai sebuah sistem adaptif. Sebagai sistem adaptif, manusia dapat digambarkan secara holistik sebagai satu kesatuan yang mempunyai input, kontrol, out put dan proses umpan balik. Proses kontrol adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan cara- cara adaptasi. Lebih spesifik manusia didefenisikan sebagai sebuah sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan regulator untuk mempertahankan adaptasi dalam empat cara-cara interdependensi. Dalam model adaptasi keperawatan, manusia dijelaskan sebagai suatu sistem yang hidup, terbuka dan adaptif yang dapat mengalami kekuatan dan zat dengan perubahan lingkungan. 2. Lingkungan Lingkungan digambarkan sebagai dunia di dalam dan di luar manusia. Lingkungan merupakan masukan input bagi manusia sebagai sistem yang adaptif. Lebih luas lagi lingkungan didefinisikan sebagai segala kondisi, keadaan di sekitar yang mempengaruhi keadaan, perkembangan dan perilaku manusia sebagai individu atau kelompok 3. Sehat Menurut Roy, kesehatan didefinisikan sebagai keadaan dan proses menjadi manusia secara utuh dan terintegrasi secara keseluruhan. Integritas atau keutuhan manusia menyatakan secara tidak langsung bahwa kesehatan atau kondisi tidak terganggu mengacu kelengkapan atau kesatuan dan kemungkinan tertinggi dari pemenuhan potensi manusia. konsep sehat dihubungkan dengan konsep adaptasi. Adaptasi yang bebas energi dari koping yang inefektif dan mengizinkan manusia berespons terhadap stimulus yang lain Nursalam, 2008 Proses Adaptasi Berikut ini adalah proses adaptasi yaitu Motivasi dan Proses penyesuaian diri Faktor motivasi dapat dikatakan sebagai kunci untuk memahami proses penyesuaian diri. Motivasi, sama halnya dengan kebutuhan, perasaan dan emosi merupakan kekuatan internal yang menyebabkan ketegangan dan ketidakseimbangan dalam organisme. Ketegangan dalam ketidakseimbangan merupakan kondisi yang tidak menyenangkan karena sesungguhnya kebebasan dari ketegangan dan keseimbangan dari kekuatan-kekuatan internal lebih wajar dalam organisme apabila dibandingkan dengan kedua kondisi tersebut. Sikap terhadap realitas dan proses penyesuaian diri Berbagai aspek penyesuaian diri ditentukan oleh sikap dan cara individu bereaksi terhadap manusia disekitarnya, benda-benda dan hubungan-hubungan yang membentuk realitas. Secara umum, dapat dikatakan bahwa sikap yang sehat terhadap realitas dan kontak yang baik terhadap realitas itu sangat diperlukan bagi proses penyesuaian diri yang sehat. Pola dasar proses penyesuaian diri Dalam penyesuaian diri sehari-hari terdapat suatu pola dasar penyesuaian diri. Pada orang dewasa, akan mengalami ketegangan dan frustasi karena terhambatnya keinginan memperoleh rasa kasih sayang, memperoleh anak, meraih prestasi dan sejenisnya. Untuk itu, dia akan berusaha mencari kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan yang ditimbulkan sebagai akibat tidak terpenuhi kebutuhannya. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Adaptasi Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi proses adaptasi yaitu Kondisi fisik Kepribadian Proses belajar Lingkungan Agama serta budaya Contoh Adaptasi Berikut ini adalah beberapa contoh dari adaptasi yaitu Contoh adaptasi morfologi pada manusia Kulit manusia berganti lebih hitam apabila berada pada lokasi yang panas Rambut lembut pada kulit manusia akan berdiri apabila temperatur udara buruk Apabila telah tua maka rambut manusia akan berambut putih beruban Contoh adaptasi morfologi pada hewan Angsa mempunyai membran pada kakinya karena mencari makanan dikawasan basah Burung pelikan mempunyai paruh berkantung supaya bisa dengan mudah mengangkut makanan untuk anaknya Singa mempunyai taring supaya bisa dengan mudah mencabik mangsanya Contoh adaptasi fisiologi pada manusia Para olahragawan umumnya mempunyai ukuran jantung yang sangat besar dari ukuran jantung semua orang Saat temperatur udara dingin, manusia condong sangat banyak mengeluarkan urine Ketika manusia ketika mengeluarkan keringat waktu kepanasan. Jumlah organ darah merah orang yang hidup di tempat pantai akan sangat sedikit disamalan dengan orang yang hidup di kawasan pegunungan. Mata manusia akan menyelaraskan dengan energi cahaya yang diterimanya. Contoh Adaptasi pada fisiologi pada hewan Onta mempunyai kantong air pada bonggol untuk menyediakan air supaya bertahan tidak minum di padang pasir dalam jangka periode yang lama Burung hantu memiliki pandangan dan pendengaran yang lebih tajam sehingga menguatkan untuk bisa memandang di malam hari Singa laut mempunyai susunan lemak yang kuat untuk bertahan di kawasan dingin dengan membendung panas tubuh supaya tertahan. Contoh adaptasi fisiologi pada tumbuhan Bunga Bromelia Merah dan beberapa macam bunga Anggrek sanggup memikat ketertarika serangga penghisap madu, terutama lebah dan lainnya. Demikian Penjelasan Materi Tentang Adaptasi Adalah Pengertian, Pengertian Menurut Para Ahli, Macam, Tujuan, Konsep, Mekanisme, Prinsip, Bentuk, Aspek, Batasan, Elemen, Proses, Faktor dan Contoh Semoga Materinya Bermanfaat Bagi Siswa-Siswi. 12+ Cara Proses Adaptasi Ikan Terhadap Lingkungan Disebut Terbaru. Memiliki konsentrasi garam yg tinggi dlm darahnya. Sehingga memperlambat proses penguapan air dan bertahap hidup dalam kondisi lingkungan yang. Untuk mengurangi pengaruh buruk dari. waktu dan tempat praktikum. Adaptasi ikan air laut urine yang dihasilkan mengandung konsentrasi air yang Dari Science Encyclopedia, Tingginya Konsentrasi Ini Biasanya Tidak Terlihat Oleh Orang Adaptasi Ikan Terhadap Adaptasi Ikan Terhadap Garis Besar Ada 3 Cara Hewan Dan Tumbuhan Meneruskan Kelangsungan Hidupnya, Yaitu Praktikum Pengaruh Lingkungan Terhadap Ikan Kali Ini Dilaksanakan Pada Hari Rabu Tanggal 6 April 2011 Pukul Wib Sampai Dari Science Encyclopedia, Tingginya Konsentrasi dari 12+ Cara Proses Adaptasi Ikan Terhadap Lingkungan Disebut Terbaru. Selamat datang di web digital berbagi ilmu. Berdasarkan hukum van’t hoff, kenaikan suhu sebesar 10°c akan. Adaptasi ikan air laut urine yang dihasilkan mengandung konsentrasi air yang tinggi. Adaptasi ikan air laut urine yang dihasilkan mengandung konsentrasi air yang tinggi. Adaptasi fisiologis adalah cara makhluk hidup menyesuaikan diri terhadap lingkungan melalui fungsi kerja organ tubuh dengan tujuan bertahan hidup. Adaptasi makhluk hidup terhadap lingkungan. Adaptasi adalah penyesuaian tertentu pada diri makhluk hidup, yang membantunya hidup di tempat atau lingkungan tertentu. a beradaptasi dengan lingkungan dan habitatnya, b menjalani proses seleksi alam, dan c. Secara Garis Besar Ada 3 Cara Hewan Dan Tumbuhan Meneruskan Kelangsungan Hidupnya, Yaitu Adapun ikan air laut hidup di lingkungan dengan salinitas tinggi kadar garam tinggi. Praktikum Pengaruh Lingkungan Terhadap Ikan Kali Ini Dilaksanakan Pada Hari Rabu Tanggal 6 April 2011 Pukul Wib Sampai Dengan. Secara garis besar ada 3 cara hewan dan tumbuhan meneruskan kelangsungan hidupnya, yaitu Disadur Dari Science Encyclopedia, Tingginya Konsentrasi Garam. Cara adaptasi ikan air laut Kesimpulan dari 12+ Cara Proses Adaptasi Ikan Terhadap Lingkungan Disebut Terbaru. Untuk mengurangi pengaruh buruk dari. Salah satu ciri makhluk hidup adalah dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. tunas pada padi bebek,dan lombok dan sanseviera adalah peleburan sel kelamin jantan dan.